Pelatihan Biosafety untuk Penanganan dan Pengambilan Sampel Satwa Liar telah dilaksanakan dari tanggal 22 hingga 26 Juli 2024 di Laboratorium Sentral Universitas Andalas.
Kegiatan ini menandai pencapaian penting dalam meningkatkan kemampuan penelitian dan praktik biosafety di Indonesia. Pelatihan ini dihadiri oleh 19 peserta yang terdiri dari peneliti, dokter hewan, konservasionis, dan mahasiswa dari Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Kelompok yang beragam ini mencerminkan pendekatan interdisipliner yang diperlukan untuk menghadapi tantangan kompleks dalam surveilans penyakit zoonosis dan penelitian satwa liar. Seluruh peserta telah divaksinasi dua hingga tiga dosis Hepatitis B, Tetanus, dan Rabies serta dinyatakan lulus titer check antibodi sebelum mengikuti pelatihan, memastikan mereka dalam kondisi yang aman dan siap. Selama lima hari pelatihan, peserta terlibat dalam sesi teoretis dan praktis. Kurikulum yang komprehensif mencakup protokol biosafety yang penting, teknik penanganan dan pengambilan sampel satwa liar, dan penggunaan APD yang benar. Sesi praktis di laboratorium dan lapangan memberikan peserta pengalaman langsung, memastikan mereka siap untuk aplikasi di dunia nyata.
Trainer adalah tiga ahli dari Conservation Medicine di Sabah, Malaysia. Pengetahuan mendalam dan pengalaman praktis mereka memberikan wawasan yang sangat berharga tentang prinsip-prinsip biosafety, teknik pengambilan sampel yang aman, dan penggunaan alat pelindung diri (APD) yang benar. Praktek penangkapan dan penanganan hewan mengikuti kaedah biosafety yang aman terhadap pekerja, hewan dan lingkungan. Jenis sampel yang dikoleksi meliputi sampel darah, urin, feces, saliva dan parasite luar tubuh.
Kami merasa terhormat dengan partisipasi tiga pengamat terkemuka: Dr. Matthew Grigg dari Menzies School of Health, Australia, Dr. Inke Nadia Diniati Lubis dari Universitas Sumatra Utara, dan Dr. Yulia Eka Putri dari Laboratorium Sentral, Universitas Andalas. Observasi dan masukan mereka berkontribusi secara signifikan terhadap kesuksesan pelatihan ini.
Pelaksanaan kegiatan ini sepenuhnya didanai melalui hibah kerjasama luar negeri Antara Universitas Andalas dengan Menzies School of Health, Charles Darwin University, Australia. Dana hibah diberikan untuk mendukung Zoonotic malaria (Zoomal) research project Universitas Andalas yang dipimpin oleh Dr. Rizaldi, M.Sc dari Departemen Biologi sekaligus sebagai principal investigator. Dukungan ini menunjukkan komitmen yang kuat untuk meningkatkan kapasitas penelitian dan praktik biosafety di Indonesia.
Acara biosafety training dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Andalas, Dr. Efa Yonnedi. Dalam sambutannya Rektor menekankan pentingnya biosafety dalam penelitian satwa liar dan kebutuhan untuk kesiapsiagaan dalam menghadapi wabah penyakit zoonosis di masa depan. Rektor juga menyoroti pentingnya pendekatan interdisipliner yang menggabungkan keahlian dari berbagai bidang seperti biologi, kedokteran hewan, kesehatan masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya. Hal senada juga disampiakan oleh Dekan Fakultas MIPA, Dr. Mahdhivan Syafwan tentang research interdisiplin ilmu yang mampu memberikan kontribusi dalam menjawab tantangan dan kebutuhan Masyarakat.
Pelatihan ini juga menekankan pentingnya mitigasi risiko penularan penyakit antara satwa liar dan manusia, aspek yang sangat krusial pasca pandemi COVID-19. Pada akhir program, peserta lebih siap untuk berkontribusi pada surveilans penyakit satwa liar dan kesiapsiagaan kesehatan masyarakat. Selain itu, pelatihan ini mendukung program sertifikasi laboratorium, terutama untuk biosafety di Wildlife Surveillance Lab di masa yang akan datang.. Pelatihan Biosafety untuk Penanganan dan Pengambilan Sampel Satwa Liar ini tidak hanya meningkatkan kemampuan langsung peserta tetapi juga meletakkan dasar untuk kesiapsiagaan yang lebih baik dalam menghadapi wabah penyakit zoonosis di masa depan. Kesuksesan acara ini menunjukkan kekuatan kolaborasi dan pentingnya pembelajaran dan inovasi berkelanjutan dalam menjaga kesehatan masyarakat dan melindungi satwa liar. (R/YEP)